Senin, 26 Mei 2014

Normative Perspectives on Accounting Ethics : How should accountants behave?



Deontological Ethics
Pendukung utama dari deontological adalah Immanuel Kant. Kant menyarankan bahwa kita akan datang pada kesimpulan bahwa kita harus berperilaku berdasarkan prinsip universal yang diaplikasikan, menerima konsekuensi dari perbuatan. Mengetahui apa yang dilakukan dalam berbagai situasi akan ditentukan oleh prinsip universal, bagaimanapun konteks dan konsekuensi dari perbuatan itu. Kant menyebut prinsip atau aturan yang harus selalu diikuti tanpa pengecualian sebagai categorical imperatif. Kant berpendapat bahwa kita mempunyai tugas untuk memperlakukan orang lain sebagai akhir diri mereka dan bertindak dalam cara yang menghormati kapasitas mereka untuk bertindak. Kant umumnya dikritik untuk menjadi lebih umum untuk bermanfaat karena Kant menolak situasi individu yang khusus.
Teori keadilan John Rawls menjelaskan usaha untuk meningkatkan posisi deontological. Rawls menyatakan, kita mungkin untuk melihat logika dari kategori yang tidak perlu dan sepakat bahwa penting untuk memperlakukan orang lain dengan kepedulian, kita membutuhkan pertolongan dalam memproduksi prinsp ini. Veil of ignorance adalah solusi dari Rawls. Menurut Rawls, memutuskan dalam sebuah tindakan yang peduli terhadap apa yang orang lain membutuhkan penempatan diri pada original position dibelakang a veil of ignorance.
Deontological Kant merespo pertanyaan bagaimana seseorang harus berbuat berdasarkan pendekatan deduktif. Posisi pelengkap Rawls  dengan jelas membutuhkan sedikit perbedaan kapasitas moral.
Teleological Ethics
Teological membangun moralitas dari perilaku tertentu dengan referensi untuk konsekuensi perilaku tersebut. Consequentialist theory didasarkan pada perbedaan yang penting antara perilaku yang baik dan tujuan. Perbedaan antara tindakan dan tujuan menyoroti sumber penting dari kritik posisi consenquentialist. Kritik ini didasarkan pada kontradiksi yang nyata bahwa ini membiarkan tindakan menjadi tidak konsisten dengan hasil. Etika deontologi selalu dikritik karena memproduksi aturan yang sangat general untuk membantu dilama etika yang spesifik, teleological dikritik karena mengidentifikasi konsekunsi yang mungkin dari perbuatan yang tidak mungkin dan karena itu dapat digunakan untuk membenarkan perbuatan tidak terpuji.
Aturan dan Tindakan Utilitarianism
 Utilitarianism adalah bentuk dari argumen consenquentalist. Perbedaan terletak pada aturan dan tindakan utilitarianism dimana perbedaan terletak pada konsekuensi untuk waktu terjadinya.
Virtue-Based Approaches to Individual Action
Teori kebaikan menyediakan posisi alternatif  untuk pendekatan berbasis prinsip. Teori kebajikan menyatakan bahwa ketika itu mungkin menjadi penting dapat mengartikulasikan suatu prinsip moral, dalam praktik kebajikan lebih penting dibandingkan berfilsafat secara abstrak. Perhatian teori kebajikan adalah ketika individdu mungkin merekatkan kumpulan prinsip, ini tidak semestinya menyiratkan bahwa prinsip ini adalah bagian dari karakter mereka.
Reason and Moral Sense Theorists
Kant mencari etika dasar dalam banyak sifat alasan dan berusaha untuk membangun secara umum prinsip moral yang dapat diaplikasikan berdasarkan semata-mata pada aplikasi alasan. Scottish pemikir David Hume berpendapat bahwa  alasan semata dilengkapi individu dengan fakta dari persoalan dan bahwa perilaku actual dari membuat keputusan moral membutuhkan sesuatu yang lebih dari alasan. The Earl of Shaftsbury dan Francis Hutcheson menyarankan bahwa perbedaan moral berdasarkan moral sense dibandingkan alasan. Inner eye adalah sebuah makna yang ada untuk membedakan yang benar dari yang salah.analisis yang lebih praktikal dari inner eye adalah dibangunnya Social and Emotional Learning (SEL). SEL menyatakan bahwa ada perbedaan kategori dari kecrdasan dan bahwa kualitas berkaitan dengan kecerdasan emosional.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar