Senin, 26 Mei 2014

9. ETHICS, INTELLECTUAL CAPITAL, AND ACCOUNTING REPORTING



INTRODUCTION
Bab ini akan membahas muncul modal intektual dalam pelaporan perusahaan, dan lebih khusus, memperkenalkan sebuah contoh dari usaha perusahaan untuk mengukur dan melaporkan pada kategori modal intelektual bahwa mereka menamainya pengetahuan etika. Ada beberapa signifikansi dari informasi dalam ekonomi kita bahwa beberapa ahli yang berbicara mengenai kapitalisme pengetahuan. Hal ini penting untuk melihat bahwa pengetahuan dan teknologi tidak hanya dilihat sebagai kunci kesuksesan ekonomi global, tetapi juga sebagai kunci untuk menghidupkan kembali demokrasi. Banyaknya teknologi infromasi dan komunikasi menyediakan kesempatan untuk pengamatan dan pengikisan sumber daya manusia. Oleh karena itu, beberapa perusahaan mulai untuk membangun dan melaporkan etika sebagai kategori dari modal intelektual sehingga kita dapat melihat implikasi dari pembangunan ini untuk kemungkinan demokrasi partisipatif yang lebih baik.  Hal ini didasarkan pada pengaitan antara ekonomi dan akuntansi dimana pengetahuan ekonomi dan akuntansi bisanya dikaitkan dengan perbedaan antara nilai buku dan pasar. Ini membuktikan bahwa akuntansi gagal untuk melihat sifat dasar dari sumber kunci keunggulan kompetitif perusahaan. Ini dapat bermanfaat untuk memperhatikan bahwa jenis dari pengungkapan cukup berbeda dari bentuk laporan yang disediakan oleh CSR. Laporan modal intelektual menunjukkan jenis atensi berbeda berkaitan dengan sumber daya manusia dan orientasi dari modal intelektual. Laporan ini mempertimbangkan sumber daya manusia sebagai aset perusahaan dan menguji bagaimana itu dapat dibangun dengan baik berdasarkan strategi manajemen. Amartya Sen menyatakan bahwa kita naïf dan salah jika mengasumsikan bahwa bisnis dan etika adalah prinsip yang tidak berkaitan. Satu kaitan antara pelaporan modal intelktual dan etika berhubungan dengan luasnya pengetahuan etika yang timbul sebagai kategori modal intelektual seperti perusahaan menjadi lebih sadar terhadap sumber yang tidak diakui dari keunggulan perusahaan.     
INTELLECTUAL CAPITAL : CONTEXT, CHARACTERISTIC, AND CONCEPT
The Composition of Intelectual Capital
Beberapa mengidentifikasi tiga tipe dari modal intelektual yang berbeda : manusia, struktural dan hubungan, dan lainnya mewakili empatbempat komponen yang terdiri dari aset pasar, aset berpusat pada manusia, kepemilikan intelektual, dan aset infrastruktur. Beberapa model membuat perbedaan antara elemen internal dan eksternal. Struktur internal melingkupi sesuatu seperti paten, sistem dan model computer, sedangkan ekternal melingkupi sesuatu seperti hubungan perusahaan dengan pelanggannya, merek dagang, dan merek. Taxonomi lainnya mulai untuk tidak menyaring apa yang sumber daya manusia cakup pada hal khusus. Klasifikasi lainnya adalah membagi sumber daya manusia ke dalam sifat dan nilai karakter psikologi, serta pengetahuan. Taxonomi ini akan membantu kita mengidentifikasi pokok pikiran yang berulang dalam kategori dan komposisi yang berbeda dari modal intelektual.   
Knowledge
Diskusi mengenai kapitalisme pengetahuan mengarahkan pada isu tipe yang berbeda dari pengetahuan dan cara untuk mengetahui bukanlah sesuatu yang mengejutkan. World Bank menyarankan bahwa ada dua jenis yang berbeda dari pengetahuan yang penting untuk negara berkembang, (1) pengetahuan teknologi, atau mengetahui-bagaimana, (2) pengetahuan mengenai atribut (dengan kata lain bagaimana kamu mengetahui kapan sesuatu itu kualitasnya bagus). Ada yang membaginya menjadi pengetahuan dikodifikasi dimana dapat diubah ke dalam format elektronik dengan cukup mudah dan pengetahuan yang tersembunyi  sangat sulit dipisahkan dan diterjemahkan ke dalam bentuk yang mudah diakses kepada yang lain. Pengetahuan dan sifat dasar dari pengetahuan adalah tema kunci dalam diskusi modal intelektual.
Managing and Measuring Knowledge
Beberapa literature manajemen menyatakan penggunaan teknik analisis jaringan sosial untuk memetakan jaringan informal hubungan pekerja. Hubungan ni biasanya dipetakan dalam hubungan untuk tema seperti ‘jaringan advis’ dan ‘jaringan kepercayaan’. Cara untuk mengukur tingkatan sumber daya manusia dapat menggunakan jumlah pekerja luluan universitas sebagai pengukuran pendidikan atau jumlah hari pelatihan per karkayan sebagai pengukuran cost pendidikan; dan kuesioner pada kepuasan kerja untuk mengukur motivasi. Berdasarkan review literature, mereka menyatakan bahwa kepemimpinan, kepuasan pekerja, moivasi pekerja dan jumlah tahun dari pengalaman dipersepsikan menjadi indicator yang paling beguna dalam hubungan dengan sumber daya manusia. Kritik dari pengukuran ini adalah mendorong sumber daya manusia ke dalam tipe pengukuran adalah refleki dari mentalitas kalkulatif akuntansi dan pemikiran manajer yang mengurangi kesadaran manusia menjadi perangkat angka.
ETHICS AND THE KNOWLEDGE ECONOMY
Tantangan etika baru yang berkaitan dengan ekonomi pengetahuan secara spesifik dan berkaitan dengan etika pengumpulan dan proteksi informasi. Bagian yang lain fokus pada etika implisit dari ekonomi pengetahuan, modal etika dibutuhkan untuk ekonomi pengetahuan bekerja dengan baik. Ada bentuk risiko baru dikaitkan dengan ekonomi pengetahuan dan kepercayaan adalah hakiki. Ini secara khusus kasus dalam hubungan dengan berbagi pengetahuan, isu hak milik dan kodofikasi dari pengetahuan yang tersembunyi. Kepercayaan, solidaritas dan perangkat nilai yang sama dipertimbangkan menjadi bagian penting untuk model organisasi baru dengan ekonomi pengetahuan. Etika dipandang sebagai fasilitator jaringan yang penting. Etika menjadi penting secara fungsional dalam bentuk baru dari kapitalisme. Tantangan dan dilemma etika muncul dari karakteristik bentuk organisasi baru dari ekonomi pengetahuan. Dalam istilah orientasi spasial, sifat dasar yang terpecah dari jaringan pengetahuan dapat menghasilkan kurangnya pengendalian dan kesesuaian ‘disagregasi etika dan tangung jawab hukum’. Ada juga etika dan isu organisasi yang disebabkan oleh waktu yang bergerak cukup cepat. Sebagai organisasi yang berkembang secara cepat, mereka mungkin tidak mempunyai waktu untuk memperoleh dan membangun konteks budaya organisasi yang mencukupi. Ini dalam konteks bahwa nilai dan etika dianggap meningkat penting untuk kelangsungan hidup perusahaan lebih lanjut. Ketika sebuah apresiasi dari ‘pentingnya peningkatan dari struktur moral dalam memfasilitasi jaringan pengetahuan dan melindungi pertumbuhan ekonomi, tipe pengetahuan ini belum dieksplorasi dalam disiplin akuntansi dalam berbagai detail. Ketika ada beberapa pengakuan dari nilai kerja yang disyaratkan oleh manajemen dalam masa pengetahuan baru, ada sedikit keterlibatan teoretis dengan bagaimana kita dapat mengonseptualkan kerja ini dan analisis kecil dari jenis kerja dapat berjalan dalam konteks organisasi untuk menghasilkan, mempertahankan, dan mengelola nilai.       
CASE STUDY : ETHICAL KNOWLEDGE IN CARL BRO’S INTELLECTUAL CAPITAL STATEMENTS
Studi kasus ini akan menyediakan kita dasar untuk menelusuri beberapa pertanyaan penting dalam hubungan dengan kemungkinan berpikir mengenai etika sebagai aset tak berwujud dan elemen dari modal intelektual.
Enumerating and Managing Ethics as A Purpose of The Firm,1999
Pada akun modal intelektual tahun 1999, Carl bro menyajikan etika sebagai satu dari definisi karakteristik perusahaan. Perusahaan secara jelas berusaha membawa pandangan etika sebagai bagian kunci dari modal intelektual dan sungguh, pengetahuan etika terlihat dikaitkan dengan pemahaman dari mengapa perusahaan ada. Ini adalah poin yang penting karena ini menantang berapa luas kamu akan menemukan dalam buku keuangan dan apakah kamu mungkin diajar alam pelajaran keuangan : asumsi bahwa perusahaan dasarnya hanya untuk memaksimalkan profit.Carl Bro percaya bahwa mereka ada untuk memproduksi solusi intelegensi secara etis. Ada beberapa poin yang kita dapat membuat hubungan dengan bagian pertama modal intelektual. Pertama, etika tampaknya dibangun sebagai aset struktural dan aset berpusat pada manusia. Kedua, fungsi kunci dari pernyataan modal intelektual adalah membawa aset ke dalam wujud dan menyerahkan mereka untuk dikelola. Dalam ICR pertama, Carl Bro secara jelas berusaha untuk menyajikan pengetahuan etika sebagai jalan kunci dari pemahaman mengapa perusahaan ada dan juga berusaha untuk membuat itu dapat dikelola.
Community Engagement and Management Policy, 2000
 Akun tahun 2000 mengelaborasi hanya sedikit pada apa yang guideline perlukan. Dalam ‘Perilaku Etika’diimplikasikan bahwa beberapa kemampuan ahli (manusia) untuk merefleksikan pada ‘komunitas lokal’, kesejahteraan individu’ dan ‘lingkungan’ dibutuhkan untuk solusi menjadi ‘benar-benar secara etika’ dan dalam usaha untuk menimbulkan tipe dari dalam, dan mungkin juga untuk membawa tujuan untuk mengelola etika, “manajemen telah mempersiapkan kebijakan perilaku etika.
Budgeting for Ethics and Responsibility, 2003
Pengungkapan Carl Bro pada modal inteletual dimasukkan ke dalam laporan akuntansi tahunan perusahaan. Ini dikaitkan pada indicator yang dapat diukur, ‘kemampuan unit bisnis untuk bertindak berdasarkan praktik etika’, seperti yang terekam via Survey Kepuasan Pekerja. Perangkat dari target ini untuk ketaatan etika terlihat untuk menyjikan pembangunan lebih lanjut dalam proses pembuatan ‘etika’ sebuah komponen yang dapat dikelola dari modal intelektual.
From Ethics to Risk and Compliance, 2005
Risiko, ketaatan, dan integritas memasuki kosa kata sebagai bagian narasi dari modal etika Carl Bro. Perubahan ini terlihat untuk mengindikasikan perubahan dari luasnya koreksi secara etika solusi intelegensi dan sebuah komitmen yang diasosiasikan untuk berkontribusi pada debat publik, komunitas, kesejahteraan individu, dan lingkungan. Hal signifikan lainnya pada laporan 2005 adalah diskusi dari implemantasi BIMS yang disajikan sebagai bagian penting dari modal struktural. Tiga contoh laporan menyediakan pemahaman mengenai usaha Carl Bro untuk mengidentifikasi dan mengomunikasikan etika sebagai kategori produktif dari manusia dan modal struktural.     
DEMOCRATIC POTENTIAL AT THE MARGINS?
Ekonomi pengetahuan mempertahankan prospek menghidupkan kembali demokrasi. Kita akan berpikir mengenai pembedaan antara modal etika sebagai sebuah praktik yang mungkin melayani bisnis secara eksklusif dan jenis dari modal etika bahwa dapat melayani tujuan masyarakat dan demokrasi. Beberapa konsep dan eknologi lain yang rutin kita pakai dalam hidup kita dan mulai untuk menelusuri hubungan potensial dengan cara alternatif dimana etika dapat dibangun sebagai sebuah aset, sebagai bagian dari modal intelektual.
Ethics Facebook and Network Science
Beberapa pemikiran baru dalam ilmu jaringan mungkin menyediakan dasar untuk pergeseran dari padangan etika sebagai outcome dari proses dialog yang rasional, atau etika sebagai prestasi individi, menuju pada etika sebagai prestasi jaringan. Menerapkan perspektif jaringan pada etika mungkin seakan-akan mengarahkan kita untuk menelusuri jenis bentuk jaringan organisasi, perusahaan dan lainnya, dibutuhkan untuk etika normatif pada kerja, atau pada moral sense fungsi. Ide ini mungkin bekerja hanya dalam jenis tertentu dari konfigurasi jaringan dari hubungan, jaringan yang menyediakan kita dengan koneksi dalam kehidupan manusia.
Open Source Ethics
Pendekatan sumber terbuka telah diajukan sebagai metodologi yang lebih umum untuk menyelesaikan masalah yang kompleks. Pada hal yang sama, kita mungkin bisa paling tidak memulai untuk ‘membayangkan’ bagaimana pendekatan sumber tebuka dapat diaplikasikan pada kode etika, dilemma etika dalam atura perusahaan dan membangun database pengetahuan etika sekitar dilemma tersebut.
Blog, Pods, and Ethics
Contoh bentuk yang lebih demokratis paling potensial adalah teknologi pengetahuan mungkin ditemukan dalam teknologi jaringan dari kelompok aktivis dan pengembangan media independen di web. Contoh dari model jaringan dari etika dapat ditemukan dalam tipe podcast dan blog pada jaringan dan perusahaan aktivis. Tipe dari inovasi ini mugkin digunakan sebagai prototype dari menangkap bentuk implisit dan lainnya dari pengetahuan etika dan jaringan pembangunan pengetahuan etika lebih umum dalam perusahaan atau termasuk perusahaan. Tentu saja, semua teknologi baru dapat menghasilkan pengamatan, kolonialisasi, dan mentalitas pemerintah yang lebih, tetapi mereka melakukan mitigasi terhadap pandangan yang terlalu sederhana dan terlalu menindas dan negatif dari potensi dari ide dan pengembangan ekonomi pengetahuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar