Minggu, 03 Oktober 2010

Nyaris Nihil

Rintihan kotak segi empat,, Jarinya menggenggam berkuat… Realita Jalanan tergambarkan,, Silaunya tak tertahankan mata… Ia berdiri mematung,,terdiam,,dengan telapak di matanya… Hitam,,bukan hatinya,,tapi penglihatannya… Diam,,terpojok dengan penyelesaian nyaris nihil… Meronta ia,, Walo terpojok dengan penyelesaian nyaris nihil...

NYANYIAN KESADARAN CINTA…

Jika cinta memang cinta… Jika cinta tak merasa kesakitan… Jika cinta tak terabaikan… Jika cinta tak ada ruang dan waktu… Jika cinta memang cinta… Jika memang aku menyadari cinta sedari awal… Kata seandainya tak akan muncul hari ini,,esok,,dan nanti… Karena keegoisanku hanya ingin dicinta tanpa mencinta… Membuatku terpuruk oleh kesadaran cinta… Kesadaran cinta setelah kau pergi bersama-Nya… Jika cinta memang cinta… Liatlah aku dengan cintamu yang terdahulu… Walau aku tahu engkau lebih mencinta-Nya… Karena walaupun ada ruang antara kita,, Aku tetap akan membayar ketulusan dicinta… Dicinta seorang ibu sepertimu… Karena memang cinta adalah cinta…

Kamis, 30 September 2010

tes keperawanan??????

Salam duka buat perempuan-perempuan Indonesia… Salam duka buat perempuan-perempuan Indonesia yang dinilai keperawanannya hanya melalui tes selaput dara… Suara seorang wakil rakyat dari Provinsi Jambi mengisyarakatkan TES KEPERAWANAN untuk calon siswa dan calon mahasiswa. Hal ini disuarakan melihat fenomena remaja yang terjadi dengan sangat bebas. Bantahan terhadap ide ini mengundang kontroversi apalagi bagi Komisi Perlindungan Anak. Mereka memandang bahwa tes keperawanan hanya menimbulkan kelas baru di kalangan siswa, siswa perawan dan tidak perawanan. Bukan hanya itu, tes selaput dara hanya akan menimbulkan diskriminasi bagi anak-anak korban pelecehan seksual dan pemerkosaan yang selaput daranya hilang bukan atas kehendak mereka. Bagaimana defenisi keperawanan itu sendiri??? Keperawanan menurut istilah kesehatan ialah menghubungkan keperawanan dengan eksistensi hymen (selaput dara) pada diri perempuan. Dalam kehidupan patriarki pada dahulu kala pun mengidentikkan keperawanan dengan selaput dara. Sehingga tolak ukur dari keperawanan adalah ada atau tidaknya selaput dara seorang perempuan. Ketidakadaan selaput dara pun menjadi alat justifikasi bahwa seseorang itu tidak suci lagi. Ketidakadaannya dalam diri seorang perempuan menjadikan kedudukan mereka sangat rendah di masyarakat (perempuan nakal / panggilan) karena bentukan pemikiran masyarakat bahwa ketidakadaannya karena hubungan seksualitas illegal. Pantaskah selaput dara menjadi indikator kesucian seorang perempuan? Mahmud Al Shabbagh (Buku Tuntunan Keluarga Bahagia Menurut Islam), selaput dara yang dimiliki oleh perempuan yang satu sama yang lainnya, ada yang sangat tipis sekali sehingga dapat terkoyak hanya dengan hentakan yang keras/terjembab jatuh, tanpa ia rasa bahwa selaput daranya telah terkoyak. Ada yang sangat elastis dan kuat…. Dari penjelasan di atas sangat jelas ketidakpantasan selaput dara sebagai indicator kesucian. Bahkan menurut penelitian kedokteran, ada seorang perempuan yang lahir tanpa selaput dara. Haruskah ada tes keperawanan sebagai syarat diterima siswa? Berdasarkan penjelasan tentang keperawanan di atas, tes ini sangat tidak pantas. Jika yang diinginkan adalah pemberantasan kenakalan remaja, yang harus dilakukan bukanlah tes tersebut, tetapi pembinaan remaja. Pembekalan tentang pendidikan seksual dini pun tak pelak harus dilakukan. Apalagi, sudah sangat jelas keperawanan bukanlah indicator sebuah kesucian. Jika peraturan tentang ini diberlakukan, tentunya diskriminasi terhadap anak korban pemerkosaan dan pelecehan seksual akan terjadi. Ini sungguh tak adil karena ketidakperawanan ini bukan atas kehendak mereka. Apalagi seandainya tes ini menjadi syarat kelulusan siswa dan mahasiswa, tentunya menimbulkaan kesenjangan social baru di kalangan siswa.

Minggu, 08 Agustus 2010

KEONG RACUN (baca:wakil racun)

dasar kau WAKIL racun
baru lantik eh udah tidur
ngomong tak sopan santun
kau memang ayam kampong

kau suap diriku
kau maki diriku
kau hantam diriku

eh,,kutakut sekali tanpa basa-basi kau rampas sana-sini
eh,,kau tak tahu malu tanpa bsa-basi kau minta sana-sini

mulut komat-kemot matanya melotot
liat duit bohai pikiranmu korup

mentang2 lu bos, aku dianggap jongos
dasar otak nyrecos, ngajak walk out dan bolos

sorry,sorry,sorry ces jangan remehkan aku
sorry,sorry,sorry choy kubukan orang "mainan"

Senin, 02 Agustus 2010

Puisi Negeri Para Bedebah

Ada satu negeri yang dihuni para bedebah
Lautnya pernah dibelah tongkat Musa
Nuh meninggalkan daratannya karena direndam bah
Dari langit burung-burung kondor jatuhkan bebatuan menyala-nyala

Tahukah kamu ciri-ciri negeri para bedebah?
Itulah negeri yang para pemimpinnya hidup mewah
Tapi rakyatnya makan dari mengais sampah
Atau jadi kuli di negeri orang yang upahnya serapah dan bogem mentah

Di negeri para bedebah
Orang baik dan bersih dianggap salah
Dipenjarakan hanya karena sering ketemu wartawan
Menipu rakyat dengan pemilu menjadi lumrah
Karena hanya penguasa yang boleh marah
Sedang rakyatnya hanya bisa pasrah

Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Jangan tergesa-gesa mengadu kepada Allah
Karena Tuhan tak akan mengubah suatu kaum
Kecuali kaum itu sendiri mengubahnya

Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Usirlah mereka dengan revolusi
Bila tak mampu dengan revolusi,
Dengan demonstrasi
Bila tak mampu dengan demonstrasi, dengan diskusi
Tapi itulah selemah-lemahnya iman perjuangan

Karya : Adhie Massardi

Jumat, 16 Juli 2010

SEsuatu yang Tertunda

Disini aku sendiri, menatap relung-relung hidup
Aku merasa hidupku, tak seperti yang kuimingkan
Terhampar begitu banyak warna kelam sisi diriku
Seperti yang mereka tahu, seperti yang mereka tahu

Aku merasa disudutkan kenyataan
Menuntut diriku dan tak sanggup ku melawan
Butakan mataku semua tentang keindahan
Menggugah takutku, menantang sendiriku
Temui cinta, lepaskan rasa

Disini aku sendiri masih seperti dulu yang takut
Aku merasa hidupku pun surut tuk tumpukan harap
Tergambar begitu rupa, samar seperti yang kurasakan…
Kenyataan itu pahit, kenyataan itu sangatlah pahit

Lagu Padi ft. Iwan Fals Sesuatu Yang Tertunda

Senin, 28 Juni 2010

KURINDUNYA…


tiga tahun berlalu sepi tanpanya di sisiku
tiga tahun berlalu hampa tanpanya di sisiku
tiga tahun berlalu sendiri tanpanya di sisiku

delapan belas tahun kubersamanya
kenangan indah yang tak terlupakan
semua kasih sayangnya tercurah padaku
cinta dan pengorbanannya diberikannya kepadaku
karena kesenanganku dapat membahagiakannya

dirinya yang telah pergi bagaimana kabarnya?
dirinya yang telah di langit ke tujuh berikan aku sedikit senyuman indah
dari balik awan yang dapat menenangkanku

dari balik tangisku
dari taburan bungaku
yang dapat kuberikan hanyalah lantunan Asma-Nya yang dapat menyatukan
KITA BERDUA

MANA “DIA”????

Jika kalian merindukannya,,,aku juga…
Jika kalian mencarinya,,,aku juga…
Bukan merindukan dan mencari raganya…
Aku kehilangan “dirinya” dalam bentuk lainnya…
Aku kehilangan defenisi ke”dia”annya yg selama ini kupahami…
Mungkin kalian mencari raganya…
Raganya ada menghiasi bahkan menemani hariku…
Bukan raganya kawan…
Raganya nyata,,tapi “dia” tetap saja semu…
Ke”nyata”annya di mata kalian tak mengubah ke”semu”annya di mataku…
Atau inilah ke”nyata”annya hari ini dan esok demi esok tanpa memikirkan ke”semu”an yang menggantung di kelopak mataku????
Bukan aku menafikkan kalian,,kawan...seolah kalian tak melihat ke”semu”annya…
Aku yakin kalian melihatnya,,tapi…….
Tapi,,aku takut kalian terbungkam karena ia mencitrakan ia “nyata”
Aku menuntut ke”nyata”annya kawan…
Sekali lagi,,aku menuntut,,bukan hanya untuk aku…
Tapi untuk kalian,,kawan…
Karena aku yakin,,kalian sama seperti diriku…SANGAT MERINDUKAN “DIA”…