Jumat, 06 Juni 2014

Salam terakhir...

Lewat sudah...
Sudah kututup pagar rumahku, pagar yang selalu kau lalui...
Lalu lalang tanpa pernah berkomitmen kapan kau harus masuk ke rumahku...
Hanya terdiam dalam ego...
Lima tahun Lima bulan..
Enam puluh lima bulan...
Jangan kau tanya aku apa arti menunggu..
Jangan kau salahkan aku, pagar itu sangat sering kau terlantarkan...
Masuk mendobrak, keluar membanting...
Telah kusediakan kunci hari ini..
Tidak bisa lagi seenaknya kau masuk lalu meninggalkan...
Bahkan untuk mengintip secelahpun tak ada ruang...
Kan kuizinkan yang lain masuk dengan itikad baik untuk duduk di ruang tamuku...
Ruang yang tak pernah kau sentuh...
Walau kau mendambanya, aku tak butuh orang dengan khayal tanpa pembuktian...
Baiklah, kuucapkan salam terakhir ini sebelum kumengunci pintu...

Minggu, 01 Juni 2014

Datanglah keberanian...



 Keberanian, saya melihatmu mengintip dibalik jantungku..
Kemarilah, kemarilah, beri hatiku kekuatan..
Sudah cukup kau bersembunyi, berlarilah mendekap hatiku, jangan pergi..
Sudah 909 hari dia menunggumu, keberanian..
Akan kuingatkan, 909 hari, bahkan untuk hari pun sudah mendekati ribuan, pernahkah kau bayangkan jika menghitung berapa jam dia harus menunggumu?
Juni 2014 siap menyambutmu di depan pintunya, dia sudah bosan bermain dengan ketidaktegasan, kau tahu itu..
Ketidaktegasan memaksanya berdiam diri, kau berjalan sendiri, lalu dia termenung menatap lirih..
Sudahlah, kemarilah, waktu itu, November 2011 kau terlalu terlena bermain dengan angannya..
Kali ini bermukimlah, ketuklah pintunya, temanilah dia, ia mungkin sangat membutuhkanmu..
Kuatkanlah dia, terlalu banyak kemungkinan buruk yang ada di ruangnya pada Juni 2014..
Kehilangan, kesedihan, kemarahan, sangat mungkin dia alami…
Temanilah dia mengambil keputusan besar itu..
Temanilah, karena bahkan saya sendiripun terlalu sulit berbuat apa-apa untuk hatiku ini…