Senin, 05 Agustus 2013

CONSCIENTIZACAO : Tujuan Pendidikan Paulo Freire

Jika berbicara mengenai pendidikan, kita tidak terlepas berbicara mengenai kondisi kekinian dari pendidikan yang ada. Pendidikan yang diatur sedemikian rupa oleh kebekuan birokrasi pelaksana pendidikan ditambah lagi oleh komersialisasi pendidikan yang semakin memperburuk citra pendidikan. Kondisi kekinian diperparah dengan munculnya sinetron-sinetron tidak mendidik yang mencitrakan uang adalah segalanya, kuis yang membuat histeris untuk mendapatkan uang tanpa kerja, media yang seakan haus akan sensasi, masyarakat yang tidak dapat bersuara karena telah lelah mengabdi kepada majikannya, serta parpol yang tidak edukatif. Kondisi-kondisi diatas inilah yang mengubah cara pandang seseorang mengenai tujuan dari pendidikan. Paulo Freire sendiri menegaskan Conscientizacao sebagai tujuan pendidikan. Conscientizacao bagi sebagian orang berarti kebanggaan etnis, atau aksi politik, atau penolakan terhadap penindasan. Conscientizacao digunakan untuk mendeskripsikan perkembangan seorang individu bergerak dari kesadaran magis menuju kesadaran naif hingga sampai pada kesadaran kritis. Paulo Freire sendiri menjelaskan pendidikan sebagai praktek pembebasan—yang bertentangan dengan praktek dominasi—menolak bahwa manusia itu abstrak, terisolir, independen, dan tidak bersentuhan dengan dunia. Inti metode pendidikan Freire adalah dialog. Proses pendidikannya tidak bersifat teoretis. Proses ini tidak memaksakan dunia kepada individu, tetapi mendorong dua orang untuk mengamati dunia tersebut. Tugas pendidik adalah untuk mengajukan pertanyaan, menghadapkan siswa pada dunia, bukan menyediakan jawaban atau mendefenisikan dunia. ******************************************** Salah satu tujuan pendidikan adalah keadilan. Keadilan brasal dari fakta bahwa fase-fase perkembangan merupakan ukuran universalitas untuk menilai eksistensi manusia, karena keadilan berasal dari proses dialogis yang melahirkan pertumbuhan. Keadilan inilah yang mendorong pertumbuhan aktualisasi diri, intergrasi dan/atau conscientizacao, sedangkan ketidakadilan itu menghambat pertumbuhan. Buku ini merupakan sebuah studi yang pada tahun 1974, Fakultas Pendidikan Universitas Massachusetts memprakarsai proyek pendidikan non-formal di Ekuador yang menggunakan metode pendidikan Paulo Freire yang telah dimodifikasi. Buku ini memberikan cara mengoperasional ide-ide Freire mengenai conscientizacao sebagai tujuan dari pendidikan. Dalam buku ini terdapat sistem pengkodean dalam setiap tingkat kesadaran. Lensa konseptual yang digunakan adalah perkembangan konseptual yang memfokuskan pada 3 fase yaitu, kesadaran magis, naif, dan kritis. Tugas dari pendidikan perkembangan adalah membawa individu menjadi seseorang yang kritis. Tidak terdapat transfer informasi, tetapi menegosiasikan konsep seseorang dengan dunia. Masyarakat dengan kesadaran magis dicirikan dengan sikap bungkam, tangapan-tanggapan yang ringkas terhadap pertanyaan-pertanyaan kompleks, hubungan sebab-akibat yang sederhana, dan tidak ada kesalahan. Kesadaran naif dicirikan dengan sikap ingin menyerupai, penolakan terhadap diri sendiri sehingga sering menghinakan diri. Hal ini disebabkan internalisasi pandangan yang dijejalkan kepada mereka. Kesadaran kritis dicirikan dengan penafsiran yang dalam mengenai berbagai masalah, menolak sikap pasif, mengemukakan pendapat, mengedepankan dialog dibanding polemik, menerima pandanan baru bukan karena kebaruannya, tetapi menerima apa yang benar dari pandangan kuno dan baru. Asrini A. Saeni Senin, 5 Agustus 2013 (Tulisan ini hanya ringkasan mengenai buku yang sama dengan tulisan ini)