Senin, 26 Mei 2014

6. THE FUNCTION OF ACCOUNTING AND THE MORALITY OF THE MARKET INTRODUCTION



Bab ini membahas mengenai pengaturan organisasi dimana dilemma yang dialami mempengaruhi perilaku etis seseorang dalam cara yang cukup kompleks. Bagian ini akan membahas etika dan fokus secara khusus memfasilitasi sistem akuntansi dari ideologi ekonomi tertentu. Bagian pertama dari buku ini menyediakan beberapa dari etika dasar yang diperlukan untuk kita untuk memulai untuk menganalisis akuntansi dari perspektif etika. Dengan dasar ini, kita ada dalam posisi mulai menelusuri prinsip etika yang mendukung fungsi akuntansi dalam masyarakat. Bagian ini mempunyai fokus utama, yaitu peran akuntansi dalam ekonomi berdasarkan pasar. Bagian ini juga akan menyoroti jumlah dari isu etika secara lebih umum yang mencirikan fungsi akuntansi dalam beberapa tipe dari sistem ekonomi. Bagian ini juga akan menjelaskan posisi consequentialist untuk menelusuri nilai etika implisit dalam praktik akuntansi setiap hari akan digunakan untuk membangun sebuah pemahaman dari sistem jasa akuntansi distributive justice dan etika utilitarian keuangan bahwa digunakan untuk justify sistem ini.
ACCOUNTING AND FREE-MARKET ECONOMICS
Banyak debat dalam literature akademik dalam sifat dasar etika dalam fungsi akuntansi dan apakah membantu dalam melihat akuntansi melalui paradigma fungsionalitas. Sifat dasar informasi dan caranya dikumpulkan dan disajikan akan tergantung pada sistem politik/ ekonomi yang tertanam di dalamnya, apakah sistem ini adalah sistem ekonomi tersentralisasi, masyarakat feudal, atau pasar bebas. Dalam kebanyakan ekonomi barat, akuntansi ditanamkan dalam pasar bebas, kapitalisme, dan sistem ekonomi. Ini membantu untuk membuat bahwa sistem bekerja dan oleh karena itu secara implisit menganjurkan nilai pada sistem yang mendasari. 
Sistem neoclassical dari ekonomi pasar bebas didasarkan pada asumsi bahwa pertumbuhan ekonomi dan pembangunan, atau kemajuan, dapat diperoleh melalui bebas tanpa batas, pasar tidak teregulasi. Penjelasan singkat sistem neoclassical sebagai berikut :
1.      Perusahaan memproduksi dan menjual barang dan jasa pada kompetisi yang beas dengan perusahaan lain
2.      Kebebasan konsumen memutuskan produk yang akan dibeli
3.      Perusahaan yang memproduksi produk dan menyediakan jasa yang kita inginkan, pad aharga yang ingin kita bayar, akan memakmurkan dan menumbuhkan
4.      Untuk pertumbuhan dan pembangunan, perusahaan menginginkan modal yang banyak.
5.      Bank dan investor akan menyediakan modal hanya untuk perusahaan yang menguntungkan dan efisien.
6.      Para investor membutuhkan informasi keuangan tentang perusahaan untuk mengetahui perusahaan menguntungkan dan eifsien. Dengan kata lain, mereka menginginkan informasi yang kredibel agar membuat keputusan investasi dan peminjaman
7.      Informasi disediakan oleh sistem dari pelaporan keuangan
8.      Pemilik dari organisasi mempunyai hak untuk melanjutkan menerima informasi. Hak ini berdasarkan hak kepemilikan.
Sistem ekonomi kapitalis pasar bebas mempunyai empat karektersitik: (1) kepemilikan private dari produksi; (2) kompetisi; (3) pembagian antara modal dan pekerja; dan (4) motif laba. Perusahaan yang dimiliki secara privat berkompetisi satu sama lain karena mereka mencoba menjadi lebih profitable. Ini adalah distorsi bahwa ditemukan dalam mayoritas dari akuntansi, buku dan pemikiran keuangan ekonomi dan diajarkan dalam kuliah akuntansi. Setiap karakteristik ini juga menghasilkan banyak pertanyaan etika. Kita akan kembali untuk beberapa pertanyaan, bagaimanapun, chapter ini berfokus pada pertanyaan, apakah sistem distribusi ekonomi kembali secara benar dan sesuai?
RIGHTS AND DISTRIBUTIVE JUSTICE
Dalam sistem ekonomi kapitalis, pemilik modal mempekerjakan pekerja sebagai factor produksi. Dan sebagai konsekuensi, ini mengatur jenis tertentu dari hubungan akuntabilitas antara dua pihak. Di sisi lain pekerja bertanggung jawab pada penyedia modal; bagaimanapun, pemilik modal juga mempunyai hak untuk mengambil manfaat dari output pekerja. Hubungan ini merupakan tujuan dari analisis kritis yang diperkenalkan oleh Karl Marx. Marx menyarankan bahwa hubungan antara modal dan pekerja bersifat eksploitatif. Dia menyatakan bahwa ketika benar pekerja masuk ke dalam sebuah kontrak pekerjaan dari keinginan mereka sendiri, dia bagaimanapun juga menyarankan bahwa kepemilikan modal private meletakkan posisi yang berkuasa. Ini adalah posisi yang sangat berkuasa, dia menyatakan, memperbolehkan mereka untuk mendapatkan return dari tenaga kerja yang melebihi kelangkaan modal. Dengan kata lain, dia menyatakan bahwa outcome dari sistem ekonomi, atau lebih spesifiknya profit yang dihasilkan dari perusahaan tidak terdistribusikan secara adil antara pemilik modal dan tenaga kerja. Ini adalah asumsi dikemas dalam teori keuangan dan ekonomi melalui maksimalisasi pengembalian pemilik saham. Laporan keuangan tidak dibuat untuk pekerja, tetapi untuk investor sebagai pertimbangan keputusan investasi. Manajemen harus menyiapkan informasi keuangan dan memaksimalkan pengembalian kepada pemilik modal. Kritik Marx didasarkan pada bagian kedua dari hak, bukan hak kepemilikan property tapi hak untuk berpatisipasi dalam sistem ekonomi untuk menerima pembagian yang adil dari hasil sistem ekonomi. Kritik Marx adalah tentang apakah berbagai bagian dari sistem ekonomi mendapatkan apa yang seharusnya mereka dapat. Debat seputar bagaimana persamaan neoliberal, sistem ekonomi pasar bebas adalah cara dimana pembagian kekayaan dan properti dibenarkan dengan empat konsep yaitu efisiensi, liberty, hak, dan manfaat. 
Equality and Efficiency
Ekonomi neoliberal menekankan dua konsep, yaitu, efisiensi dan efektivitas. Efisiensi diilihat sebagai prasyarat untuk perkembangan ekonomi. Jika pasar meningkatkan taraf hidup, melalui perkembangan dari produk/ jasa baru dengan kualitas yang baik, berdasarkan konsep neoliberal dari pasar bebas, dibutuhkan kompetisi dan berkaitan dengan perbedaan insentif keuangan. Pasar menyatakan bahwa harus ada reward untuk orang yang bekerja lebih keras dan inovatif. Dengan kata lain, perbedaan insentif dalam return distribusi ekonomi dibenarkan, itu ditutupi oleh efisiensi. Argument ini mengundang perdebatan. Pertama, hal ini didasarkan pada perspektif Hobbes dimana individu itu self-interest dan diasumsikan bahwa manusia rasional dalam maksimalisasi kekayaan. Kedua, disarankan untuk memberikan reward dari sistem ekonomi harusnya didistribusikan berdasarkan gagasan yang pantas, bagaimanapun kita butuh untuk mendefinisikan apa yang kita maksud dengan pantas. Ketidaksetaraan dalam reward tidak hanya dikaitkan dengan kontribusi individual pada sistem ekonomi. Gaji pekerja di UK dan India tidak dihubungkan dengan kontribusi dan usaha individu tetapi pada struktural. Kondisi sebelumnya untuk return pada kondisi ekonomi untuk mendapatkan modal dan cukup jelas dalam perbedaan yang besar dalam kemampuan individual untuk mendapatkan modal.
Equality and Liberty
Yang kedua adalah argumen yang berhubungan dengan gagasan dari liberty dan khususnya kontrak dari kemerdekaan. Dari perspektif individual, harusnya bebas untuk memilih dimana dan apa yang ingin dikerjakan. Jika individu bebas memasuki pasar transaksi sesuai yang mereka inginkan, keadilan distribusi return ekonomi tidak dapat dihindari. Untuk mencapai distribusi ekonomi yang sama setiap orang harus diberi reward yang sama untuk usaha yang berbeda atau memaksa orang untuk meningkatkan usaha pada level yang sama. Bagaimanapun, argumen ini cukup dperdebatkan terutama karena ini mempertimbangkan hal yang kompleks. Kebebasan untuk transaksi untuk pekerjaan level tertentu membutuhkan pengaturan dalam realitas sosial yang lebih luas yaitu ketidaksetaraan dalam kekeuasaan dan kesempatan. Kebebasan sebagai contoh bukan tentang kebebasan dari campur tangan, kebebasan dari rintangan dan lainnya. Tapi ini juga tentang kemampuan untuk bertindak, ini tentang kepemilikan sumber daya yang disyaratkan dan kapasitas untuk bertindak.
Equality and Entitlement
Kedua argumen di atas berdasarkan pada gagasan khusus dari kebaikan. Distribusi yang tidak setara dianggap baik karena diangap baik. Teori Nozick tentang hak, bagaimanapun menyediakan cara yang cukup berbeda tentang distributive justice. Dari perspektif neoliberal Nozick, menyajikan sebuah proses sebagai lawan dari teori outcome dari distributive justice. Pembagian kekayaan individual seharusnya berdasarkan pada Nozick, dinilai dalam hal bagaimana kekayaan diakumulasikan. Dia berpendapat bahwa outcome dari sistem ekonomi dapat dibenarkan, disediakan bahwa situasi ini muncul tanpa pelanggaran hak dari setiap orang. Memang Nozick menyatakan bahwa banyak usaha untuk memperbaiki situasi ini dan membatasi.
Ini mungkin dapat untuk membangun fungsi akuntansi sebagai sebuah usaha untuk meyakinkan bahwa akumulasi kekayaan dapat diperoleh tanpa melanggar hak. Tapi, dari diskusi di atas, ini cukup jelas bahwa lingkup praktik akuntansi tradisional cukup sempit untuk melindungi hak.
Utilitarianism
Akuntansi dalam sistem pasar bebas berkontribusi terhadap ketidaksetaraan outcome ditribusi ekonomi. Ketika ini menjadi mungkin untuk membenarkan ketidaksetaraan ini dalam kebaikan dan hak, teori justifikasi yang utama untuk sistem ini dan satu yang mendasari praktek akuntansi adalah teori konsekuensialis yang disebut utilitarisme. Dari perspektif utulitarisme, sumberdaya distribusi ekonomi pada khususnya hanya disediakan untuk memaksimalkan utilitas. Kosekuensialisme adalah teori hak, bagaimanapun mensyaratkan perlawanan yang baik dimana konsekuensi dari bermacam tindakan dapat dibenarkan. Konsekuensialisme adalah teori yang baik. neoliberalisme dan pasar bebas adalah didasarkan pada kombinasi dari konsekuensialisme dengan fungsi khusus dari utilitarian.
Utilitarianisme dimulai dari ide tindakan yang dapat dideskripsikan sebagai etika yang baik hanya jika mereka memiliki manfaat. Syarat ini menghasilkan pertanyaan kedua: berguna untuk apa? Awalnya jawaban untuk pertanyaan ini adalah ini harus bermanfaat untuk mencegah kesalahan atau mempromosikan kesenangan. Hedonistik, bentuk dari utilitarianisme sedikit lebih canggih. Pilihan versi kepuasan yang ada pada umumnya disebut preference utilitarianisme. Dari perspektif ini sebuah tindakan baik, jika itu memuaskan preferensi individu. Luasnya sikap ini secara implisit dalam model pasar ini dimana konsumen berkuasa penuh memutuskan apa yang perusahaan akan produksi. Bagaimanapun, baik hedonistic maupun preference model dikritik untuk menurunkan dan merendahkan ide tentang moralitas. Utilitarianisme awalnya dibangun sebagai metode untuk mempertahankan kebijakan publik yang memadai dari perspektif utilitarian, kebijakan public yang paling beretika adalah sesuatu yang kebermanfaatannya maksimal. Tetapi ini mnciptakan sebuah problem, bagaimana menjumlah manfaat yang berbeda? Dibutuhkan beberapa asumsi, pertama, kamu perlu mengasumsikan bahwa individual akan memilki preferensi yang mirip terhadap prodk yang berbeda. Bagaimanapun kesulitan yang lebih besar berdasarkan pada kebutuhan untuk memperlakukan preferensi masing-masing individu sebagai hal yang dapat dibandingkan. Dari perspektif kita, kita lebih dapat melihat daripada berjalan. Ini akan cukup mudah untuk individu untuk mengeluarkan pendapat pribad untuk mereka sendiri, namun bagaimana mereka dapat memediasi perbedaan referensi tersebut.
Ini membawa kita pada permasalahan selanjutnya tentang bagaimana memproses setelah utilitas setiap individu diperingkat. Pendekatan ini sangat konservatif dan akan mengurangi redistribusi dari kekayaan. Pendekatan lain menyarankan bahwa ketika beberapa orang mendapatkan lebih dan orang lain mendapatkan kurang, jika dalam hal total utility, secara individu lebih baik. Reward dan distribusi yang tidak sama dalam bentuk insentif dibenarkan karena memaksimalkan utilitas. Pada kenyataannya argumen ini digunakan untuk mendukung pernyataan bahwa sejumlah tingkat yang tidak terspesifikasi dari ketidaksetaraan dibutuhkan jika efisiensi dan efektivitas ingin dimaksimalkan.
Needs
Sebuah cara alternatif untuk membenarkan distribusi yang tidak setara mungkin dapat melalui sebuah ide yang disebut need. Kita mungkin membayangkan masyarakat dimana mendistribusikan pengembalian ekonomi dan perkembangan yang didasarkan pada kebutuhan komunitas. Ini mungkin adalah kebutuhan dasar seperti kesehatan dan pendidikan; ini menjadi masalh yang signifikan dalam menentukan legitimasi kebutuhan. Jika sistem reward ini berdasarkan pada kebutuhan, lalu bagaimana dampaknya pada usaha individu yang ingin berkontribusi pada ekonomi. Jika usaha saya untuk mempertemukan pada kebutuhan orang lain dan bukan kebutuhan saya sendiri bagaimana dengan insentif yang saya dapatkan?

Welfare
Perspektif ini berkaitan erat dengan tipe ketiga utilitarianisme yang dikenal sebagai utilitarianisme kesejahteraan. Model ini mengubah fokus dari kepuasan preferensi pada kepuasaan kepentingan. Tindakan itu baik jika ini menyediakan kepentingan orang lain. Ini mungkin menjadi pertentangan antara preferensi dan kepentingan. Beberapa komentator menyarankan bahwa, masalah untuk mengkombinasikan preferensi utilitas mungkin kurang dari masalah dari perspektif utilitas kesejahteraan. Mereka mengasumsikan bahwa banyak orang mungkin mempunyai ide yang mirip tentang kebutuhan kesejahteraan dasar, sebagai contoh makanan, baju, dan tempat tinggal.
Rawls
Teori keadilan Rawls dan secara khusus konsep ‘selubung ketidaktahuan” dan “original position” menyediakan kepada kita dasar untuk distribusi reward dari sistem ekonomi. Rawls menyarankan bahwa individu mungkin mengadopsi pendekatan maksi-mini untuk distribusi sumber daya ekonomi ini, dapat dipilih untuk memaksimalkan utilitas minimum dari masing-masing individu.
Accounting
Semoga kamu telah mengelola untuk tetap bersama kita melalui berbagai diskusi mengenai bagaimana kita menilai jenis sistem yang disediakan akuntansi dan fungsinya dalam melayani masyarakat. Tujuan kita secara cepat merangkum berbagai posisi yang sudah ditunjukkan kepadamu bahwa akuntansi berdasarkan pada bentuk yang sempit dari preferensi teori utilitarian yang dikenal sebagai utiliatianisme keuangan. Jika investor menyediakan modal pada perusahaan, lalu mereka berharap bahwa uang mereka digunakan secara efisien. Keputusan investasi perusahaan akan membuat secara teoritis didasarkan pada utilitarisme keuangan. Teknik penilaian investasi mahasiswa akuntansi diajaarkan berdasarkan pada bentuk yang sempit dari etika konsekuensialis. Coba bayangkan bagaimana akuntansi yang berbeda dapat terjadi jika didasarkan pada gagasan Rawls tentang keadilan atau model kemakmuran dari utilitarianisme.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar