Senin, 26 Mei 2014

7. The Ethics of Being A Professional Accountant



INTRODUCTION
Akuntan haruslah memposisikan dirinya menjadi seorang yang professional dibandingkan memperkenalkan diri menjadi penjual jasa akuntan. Seorang yang professional mempunyai tanggung jawab etika. Bab ini akan membahas pertanyaan yang berkaitan dengan etika dari akuntan professional.
THEORETICAL ORIENTATIONS
Profesi dan professional secara sosial membangun gagasan. Perspektif fungsionalis secara tradisional menyediakan sudut pandang utama bagaimana profesi dilihat. Perspektif ini mengasumsikan bahwa profesi muncul karena mereka menyediakan fungsi sosial yang penting. Dari pandangan ini, reward status sosial dan ekonomi profesi secara langsung dikaitkan dengan pentingnya fungsi itu tampil dalam masyarakat. Perspektif interaksi memandang profesi sebagai kelompok berkompetisi satu sama lain untuk status politik dan keuntungan ekonomi dan perspektif kritis menghubungkan fungsi profesi dengan politik dan manfaat struktural. Asumsi ditanamkan dalam perspektif teoretikal yang berbeda menambah tingkat kompleksitas ide profesionalisme dan isu etika yang berbeda muncul berdasarkan pada perspektif yang kamu pakai. Sekarang banyak studi menyatakan bahwa akuntan dan mahasiswa akuntansi mempunyai kesadaran teoretis yang sangat rendah terhadap fungsi struktural atau politik yang luas dari profesi lebih umum yang menjadi fokus dari sudut pandang kritis.
THE POLITICAL FUNCTION OF PROFESSIONS
Fungsi akuntansi akan berbeda berdasarkan sistem ekonomi dimana ditancapkan, harus didasarkan dan mempromosikan prinsip etika tertentu. Isu etika berkaitan dengan fungsi politik secara luas dari profesi secara umum. Preston dkk (1995) menyatakan bahwa kelebihan dari kebijakan ekonomi laissez-faire membawa pada permintaan profesi akuntan independen di US. Ini mengimplikasikan bahwa formasi dari badan akuntansi professional US dikendalikan oleh manfaat ekonomi. Dalam buku ini ditampilkan gambar yang membagi tipe sistem akuntansi internasional berdasarkan bagaimana mereka diatur. Sistem legal negara memaksa organisasi untuk mengungkapkan fungsi dari profesi. Sistem liberal disediakan secara eksklusif oleh pasar. Regulasi model associanist dicapai melalui pembangunan organisasi yang mewakili dan memajukan kepentingan dari anggota. Model corporatist menjelaskan bahwa negara membangun organisasi dari kepentingan kelompok dan menggabungkan mereka ke dalam sistem pengendalian hierarki. Sekarang, dari perspektif ekonomi politik, banyak berpendapat bahwa kepentingan dari demokrasi mungkin lebih baik disediakan oleh kelompok profesi yang kuat dan independen. Ada banyak isu etika dikaitkan dengan fungsi politik bahwa akuntan, sebagai kelompok professional, bermain dalam konteks yang berbeda dari organisasi politik.
DEFINITIONS OF PROFESSIONALIS : BEING PROFESSIONAL
Pandangan tradisional berpendapat bahwa profesional sekedar mengerjakan pekerjaan dengan baik dan secara normal ini dikaitkan dengan orang yang menggunakan peralatan, dibandingkan dengan peralatan itu sendiri. Banyak pemikir sepakat bahwa profesi seharusnya menjadi kelompok dari individu yang datang bersama karena mereka mempercayai seperangkat nilai dan mempunyai kesepakatan umum tentang bagaimana memperkenalkan nilai dalam masyarakat. Profesi dikarakteristikkan dengan basis pengetahuan, komitmen pada pelayanan publik, independensi dan pendidikan. Frankel (1989) menyatakan sifat etika profesi, berkomentar bahwa mereka ‘membangun ikatan sosial dan moral antara anggota mereka yang masuk ke dalam komunitas yang bertujuan sama’. Hall mendefinisikan professionalisme adalah sejauh mana seseorang memiliki sikap seperti kepercayaan pada pelayanan publik dan perasaan dari ketertarikan  pada bidang ini. Karakteristik etika secara normal berkaitan dengan menjadi professional dan menelusuri mereka dalam konteks akuntansi, yaitu kepentingan public, independensi, dan kode etik professional.
THE PUBLIC INTEREST AND SELF-INTEREST
Profesi akuntansi mengklaim beroperasi pada kepentingan publik. Profesi akuntansi menyatakan bahwa apa yang baik, tidak untuk kelompok investor atau perusahaan tertentu, tetapi untuk masyarakat secara umum. Tapi dalam arti apa? Bagaimana profesi akuntansi baik untuk masyarakat? Diskusi pertama dimulai pada apa profesi berarti ketika melayani kepentingan public dan diskusi kedua apakah asumsi pada klaim dibangun dengan penyelidikan yang kritis? Kepentingan publik secara umum dibangun sebagai kewajiban untuk memproduksi pengetahuna akuntansi dan auditing yang objektif untuk pembuatan keputusan ekonomi dan mengalokasikan sumber daya terbatas secara efisien. Jadi, kompetensi dan karakter harus dipertimbangkan dalam memasuki profesi. Akan tetapi, karakter cenderung diabaikan. Karakter dari kandidat untuk diterima dalam profesi jika mereka diterima pada karakteristik kelas menengah. Masuknya seseorang ke dalam sebuah profesi bergantung pada kelayakan untuk admisi dan kemampuan untuk membayar surat perjanjian adalah hal yang penting jika kita dikatakan berkarakter. Konsepsi mengenai kepentingan publik harus diartikulasikan untuk menjamin pihak yang memasuki profesi tertentu mempunyai karakter yang memadai. Akan tetapi, profesionalisme dipandang sebagai sesuatu yang berkaitan dengan internal individu bukan pada fungsi kolektif dari badan akuntan profesional.
Untuk memenuhi semua karakteristik dari kompetensi dan karakter, isu yang muncul adalah : (1) bagaimana kita menafsirkan kompetensi dan jenis dari edukasi yang dibutuhkan untuk menjamin akuntan berkompeten? (2) bagaimana kita menafsirkan karakter dan kejujuran moral? Berdasarkan kepentingan publik tradisional mengenai profesi, hanya sedikit keraguan bahwa praktik akuntansi telah mengambil orientasi komersial secara jelas. Konflik membuat masalah serius untuk profesi karena identitas diorientasikan pada dua perangkat kepentingan yang berbeda secara fundamental.
INDEPENDENCE
Karakteristik independensi berkaitan dengan ide kepentingan public. Ketika professional berbicara mengenai independensi professional, diskusi secara umum dibatasi pada sesuatu seperti ketergatungan klien tunggal, jasa non-audit, dan pemisahan hubungan bisnis dan professional. Gagasan independensi sangatlah luas dan lebih menantang secara etika dibandingkan mempertahankan hubungan sebagai perpanjangan tangan klien. Ini lebih luas dibandingkan independensi klien. Akan tetapi, pembahasan pada bab 4 bahwa fungsi pelaporan keuangan didasarkan pada hak milik, oleh karena itu melayani kepentingan penyedia modal dalam model pasar bebas. Akuntansi tidak independen dalam bentuk ini, tapi bias terhadap perangkat nilai tertentu. Terlepas apakah ini nilai baik atau buruk, mengingat fungsi saat ini, masuk akal untuk membicarakan independensi akuntansi hanya pada batasan tertentu.    
PROFESSIONAL CODES OF CONDUCT
Claypool, dkk (1990) menyatakan bahwa karakteristik utama dari profesi adalah regulasi itu sendiri dengan kode etika. Beberapa penelitian menyatakan bahwa kode etik professional cenderung untuk melayani kepentingan profesi. Parker (1994) menyimpulkan bahwa kode mempunyai fungsi rangkap dan melayani kepentingan publik dan privat. Parker juga mengatakan ‘ketika mendorong tanggung jawab sosial pada anggota professional, mereka juga menyediakan pembenaran self interest. Kebanyakan dari pedoman etika institusi akuntansi professional diungkapkan dalam bentuk prinsip dan aturan. Ruland dan Lindblom menyatakan bahwa ada perbedaan antara ekspektasi implisit dan eksplisit. Mereka mendefinisikan aturan eksplisit sebagai ringkasa dalam kode etik professional sedangkan aturan implisit adalah ekspektasi masyarakat yang berkaitan dengan fungsi professional dalam masyarakat.
Prinsip yang ada dalam kode etik memperlihatkan ekspektasi yang lebih terhadap sesuatu, sesuatu yang lebih dari sekedar aturan itu sendiri. Claypool, dkk (1990) menyatakan bahwa reaksi anggota CPA pada dilemma etika utamanya disebabkan oleh perbedaan pada kode etika professional mereka dibandingkan gagasan profesionalisme. Yang menjadi masalah adalah cara etika dinegosiasikan. Secara umum pertimbangan bahwa pendekatan rule-based menghalangi pengembangan etika karena mereka membuang kebutuhan, pertama, untuk memilih antara arah tindakan alternative yang bersaing dan kedua, untuk menerima tanggung jawab untuk tindakan tersebut. Ketika pertimbangan waktu dan usaha telah dimaksimalkan pada diskusi dan pembangunan kode etik, bukti empiris menyatakan bahwa mereka biasanya mempunyai sedikit dampak pada profesional. Profesional perlu untuk bersepakat dengan kondisi dimana aturan sebaiknya tidak dipakai. Dengan kata lain, mereka butuh untuk bertindak dari apa yang benar dan apa yang salah. Banyak penelitian menyarankan bahwa anggota mungkin tidak sadar dari kode apa yang mereka diwajibkan untuk patuhi. Akuntan menggambarkan pada factor dalam lingkungan bisnis mereka untuk membantu pembuatan keputusan etika dibandingkan dengan sumber daya yang ditawarkan dari profesi mereka. Dengan lingkungan bisnis, mereka merujuk pada dampak dari iklim organisasi informal, sebagai contoh budaya perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar