Bab
ini membahas mengenai pengaturan organisasi dimana dilemma yang dialami
mempengaruhi perilaku etis seseorang dalam cara yang cukup kompleks. Bagian ini
akan membahas etika dan fokus secara khusus memfasilitasi sistem akuntansi dari
ideologi ekonomi tertentu. Bagian pertama dari buku ini menyediakan beberapa
dari etika dasar yang diperlukan untuk kita untuk memulai untuk menganalisis
akuntansi dari perspektif etika. Dengan dasar ini, kita ada dalam posisi mulai
menelusuri prinsip etika yang mendukung fungsi akuntansi dalam masyarakat.
Bagian ini mempunyai fokus utama, yaitu peran akuntansi dalam ekonomi berdasarkan
pasar. Bagian ini juga akan menyoroti jumlah dari isu etika secara lebih umum
yang mencirikan fungsi akuntansi dalam beberapa tipe dari sistem ekonomi.
Bagian ini juga akan menjelaskan posisi consequentialist untuk menelusuri nilai
etika implisit dalam praktik akuntansi setiap hari akan digunakan untuk
membangun sebuah pemahaman dari sistem jasa akuntansi distributive justice dan
etika utilitarian keuangan bahwa digunakan untuk justify sistem ini.
ACCOUNTING AND
FREE-MARKET ECONOMICS
Banyak
debat dalam literature akademik dalam sifat dasar etika dalam fungsi akuntansi
dan apakah membantu dalam melihat akuntansi melalui paradigma fungsionalitas.
Sifat dasar informasi dan caranya dikumpulkan dan disajikan akan tergantung
pada sistem politik/ ekonomi yang tertanam di dalamnya, apakah sistem ini
adalah sistem ekonomi tersentralisasi, masyarakat feudal, atau pasar bebas.
Dalam kebanyakan ekonomi barat, akuntansi ditanamkan dalam pasar bebas,
kapitalisme, dan sistem ekonomi. Ini membantu untuk membuat bahwa sistem
bekerja dan oleh karena itu secara implisit menganjurkan nilai pada sistem yang
mendasari.
Sistem
neoclassical dari ekonomi pasar bebas didasarkan pada asumsi bahwa pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan, atau kemajuan, dapat diperoleh melalui bebas tanpa
batas, pasar tidak teregulasi. Penjelasan singkat sistem neoclassical sebagai
berikut :
1. Perusahaan
memproduksi dan menjual barang dan jasa pada kompetisi yang beas dengan
perusahaan lain
2. Kebebasan
konsumen memutuskan produk yang akan dibeli
3. Perusahaan
yang memproduksi produk dan menyediakan jasa yang kita inginkan, pad aharga
yang ingin kita bayar, akan memakmurkan dan menumbuhkan
4. Untuk
pertumbuhan dan pembangunan, perusahaan menginginkan modal yang banyak.
5. Bank
dan investor akan menyediakan modal hanya untuk perusahaan yang menguntungkan
dan efisien.
6. Para
investor membutuhkan informasi keuangan tentang perusahaan untuk mengetahui
perusahaan menguntungkan dan eifsien. Dengan kata lain, mereka menginginkan
informasi yang kredibel agar membuat keputusan investasi dan peminjaman
7. Informasi
disediakan oleh sistem dari pelaporan keuangan
8. Pemilik
dari organisasi mempunyai hak untuk melanjutkan menerima informasi. Hak ini
berdasarkan hak kepemilikan.
Sistem
ekonomi kapitalis pasar bebas mempunyai empat karektersitik: (1) kepemilikan
private dari produksi; (2) kompetisi; (3) pembagian antara modal dan pekerja;
dan (4) motif laba. Perusahaan yang dimiliki secara privat berkompetisi satu
sama lain karena mereka mencoba menjadi lebih profitable. Ini adalah distorsi
bahwa ditemukan dalam mayoritas dari akuntansi, buku dan pemikiran keuangan
ekonomi dan diajarkan dalam kuliah akuntansi. Setiap karakteristik ini juga
menghasilkan banyak pertanyaan etika. Kita akan kembali untuk beberapa
pertanyaan, bagaimanapun, chapter ini berfokus pada pertanyaan, apakah sistem
distribusi ekonomi kembali secara benar dan sesuai?
RIGHTS AND DISTRIBUTIVE
JUSTICE
Dalam
sistem ekonomi kapitalis, pemilik modal mempekerjakan pekerja sebagai factor
produksi. Dan sebagai konsekuensi, ini mengatur jenis tertentu dari hubungan
akuntabilitas antara dua pihak. Di sisi lain pekerja bertanggung jawab pada
penyedia modal; bagaimanapun, pemilik modal juga mempunyai hak untuk mengambil
manfaat dari output pekerja. Hubungan ini merupakan tujuan dari analisis kritis
yang diperkenalkan oleh Karl Marx. Marx menyarankan bahwa hubungan antara modal
dan pekerja bersifat eksploitatif. Dia menyatakan bahwa ketika benar pekerja
masuk ke dalam sebuah kontrak pekerjaan dari keinginan mereka sendiri, dia bagaimanapun
juga menyarankan bahwa kepemilikan modal private meletakkan posisi yang
berkuasa. Ini adalah posisi yang sangat berkuasa, dia menyatakan,
memperbolehkan mereka untuk mendapatkan return dari tenaga kerja yang melebihi
kelangkaan modal. Dengan kata lain, dia menyatakan bahwa outcome dari sistem
ekonomi, atau lebih spesifiknya profit yang dihasilkan dari perusahaan tidak
terdistribusikan secara adil antara pemilik modal dan tenaga kerja. Ini adalah
asumsi dikemas dalam teori keuangan dan ekonomi melalui maksimalisasi
pengembalian pemilik saham. Laporan keuangan tidak dibuat untuk pekerja, tetapi
untuk investor sebagai pertimbangan keputusan investasi. Manajemen harus
menyiapkan informasi keuangan dan memaksimalkan pengembalian kepada pemilik
modal. Kritik Marx didasarkan pada bagian kedua dari hak, bukan hak kepemilikan
property tapi hak untuk berpatisipasi dalam sistem ekonomi untuk menerima
pembagian yang adil dari hasil sistem ekonomi. Kritik Marx adalah tentang
apakah berbagai bagian dari sistem ekonomi mendapatkan apa yang seharusnya
mereka dapat. Debat seputar bagaimana persamaan neoliberal, sistem ekonomi
pasar bebas adalah cara dimana pembagian kekayaan dan properti dibenarkan
dengan empat konsep yaitu efisiensi, liberty, hak, dan manfaat.
Equality and Efficiency
Ekonomi
neoliberal menekankan dua konsep, yaitu, efisiensi dan efektivitas. Efisiensi
diilihat sebagai prasyarat untuk perkembangan ekonomi. Jika pasar meningkatkan
taraf hidup, melalui perkembangan dari produk/ jasa baru dengan kualitas yang
baik, berdasarkan konsep neoliberal dari pasar bebas, dibutuhkan kompetisi dan
berkaitan dengan perbedaan insentif keuangan. Pasar menyatakan bahwa harus ada
reward untuk orang yang bekerja lebih keras dan inovatif. Dengan kata lain,
perbedaan insentif dalam return distribusi ekonomi dibenarkan, itu ditutupi
oleh efisiensi. Argument ini mengundang perdebatan. Pertama, hal ini didasarkan
pada perspektif Hobbes dimana individu itu self-interest
dan diasumsikan bahwa manusia rasional dalam maksimalisasi kekayaan. Kedua,
disarankan untuk memberikan reward dari sistem ekonomi harusnya didistribusikan
berdasarkan gagasan yang pantas, bagaimanapun kita butuh untuk mendefinisikan
apa yang kita maksud dengan pantas. Ketidaksetaraan dalam reward tidak hanya
dikaitkan dengan kontribusi individual pada sistem ekonomi. Gaji pekerja di UK
dan India tidak dihubungkan dengan kontribusi dan usaha individu tetapi pada
struktural. Kondisi sebelumnya untuk return pada kondisi ekonomi untuk
mendapatkan modal dan cukup jelas dalam perbedaan yang besar dalam kemampuan
individual untuk mendapatkan modal.
Equality and Liberty
Yang
kedua adalah argumen yang berhubungan dengan gagasan dari liberty dan khususnya
kontrak dari kemerdekaan. Dari perspektif individual, harusnya bebas untuk
memilih dimana dan apa yang ingin dikerjakan. Jika individu bebas memasuki
pasar transaksi sesuai yang mereka inginkan, keadilan distribusi return ekonomi
tidak dapat dihindari. Untuk mencapai distribusi ekonomi yang sama setiap orang
harus diberi reward yang sama untuk usaha yang berbeda atau memaksa orang untuk
meningkatkan usaha pada level yang sama. Bagaimanapun, argumen ini cukup
dperdebatkan terutama karena ini mempertimbangkan hal yang kompleks. Kebebasan
untuk transaksi untuk pekerjaan level tertentu membutuhkan pengaturan dalam
realitas sosial yang lebih luas yaitu ketidaksetaraan dalam kekeuasaan dan
kesempatan. Kebebasan sebagai contoh bukan tentang kebebasan dari campur
tangan, kebebasan dari rintangan dan lainnya. Tapi ini juga tentang kemampuan
untuk bertindak, ini tentang kepemilikan sumber daya yang disyaratkan dan
kapasitas untuk bertindak.
Equality and
Entitlement
Kedua
argumen di atas berdasarkan pada gagasan khusus dari kebaikan. Distribusi yang
tidak setara dianggap baik karena diangap baik. Teori Nozick tentang hak,
bagaimanapun menyediakan cara yang cukup berbeda tentang distributive justice.
Dari perspektif neoliberal Nozick, menyajikan sebuah proses sebagai lawan dari
teori outcome dari distributive justice. Pembagian kekayaan individual
seharusnya berdasarkan pada Nozick, dinilai dalam hal bagaimana kekayaan
diakumulasikan. Dia berpendapat bahwa outcome dari sistem ekonomi dapat
dibenarkan, disediakan bahwa situasi ini muncul tanpa pelanggaran hak dari
setiap orang. Memang Nozick menyatakan bahwa banyak usaha untuk memperbaiki
situasi ini dan membatasi.
Ini
mungkin dapat untuk membangun fungsi akuntansi sebagai sebuah usaha untuk
meyakinkan bahwa akumulasi kekayaan dapat diperoleh tanpa melanggar hak. Tapi,
dari diskusi di atas, ini cukup jelas bahwa lingkup praktik akuntansi
tradisional cukup sempit untuk melindungi hak.
Utilitarianism
Akuntansi
dalam sistem pasar bebas berkontribusi terhadap ketidaksetaraan outcome
ditribusi ekonomi. Ketika ini menjadi mungkin untuk membenarkan ketidaksetaraan
ini dalam kebaikan dan hak, teori justifikasi yang utama untuk sistem ini dan
satu yang mendasari praktek akuntansi adalah teori konsekuensialis yang disebut
utilitarisme. Dari perspektif utulitarisme, sumberdaya distribusi ekonomi pada
khususnya hanya disediakan untuk memaksimalkan utilitas. Kosekuensialisme
adalah teori hak, bagaimanapun mensyaratkan perlawanan yang baik dimana
konsekuensi dari bermacam tindakan dapat dibenarkan. Konsekuensialisme adalah
teori yang baik. neoliberalisme dan pasar bebas adalah didasarkan pada
kombinasi dari konsekuensialisme dengan fungsi khusus dari utilitarian.
Utilitarianisme
dimulai dari ide tindakan yang dapat dideskripsikan sebagai etika yang baik
hanya jika mereka memiliki manfaat. Syarat ini menghasilkan pertanyaan kedua:
berguna untuk apa? Awalnya jawaban untuk pertanyaan ini adalah ini harus
bermanfaat untuk mencegah kesalahan atau mempromosikan kesenangan. Hedonistik,
bentuk dari utilitarianisme sedikit lebih canggih. Pilihan versi kepuasan yang
ada pada umumnya disebut preference utilitarianisme. Dari perspektif ini sebuah
tindakan baik, jika itu memuaskan preferensi individu. Luasnya sikap ini secara
implisit dalam model pasar ini dimana konsumen berkuasa penuh memutuskan apa
yang perusahaan akan produksi. Bagaimanapun, baik hedonistic maupun preference
model dikritik untuk menurunkan dan merendahkan ide tentang moralitas.
Utilitarianisme awalnya dibangun sebagai metode untuk mempertahankan kebijakan
publik yang memadai dari perspektif utilitarian, kebijakan public yang paling
beretika adalah sesuatu yang kebermanfaatannya maksimal. Tetapi ini mnciptakan
sebuah problem, bagaimana menjumlah manfaat yang berbeda? Dibutuhkan beberapa
asumsi, pertama, kamu perlu mengasumsikan bahwa individual akan memilki
preferensi yang mirip terhadap prodk yang berbeda. Bagaimanapun kesulitan yang
lebih besar berdasarkan pada kebutuhan untuk memperlakukan preferensi
masing-masing individu sebagai hal yang dapat dibandingkan. Dari perspektif
kita, kita lebih dapat melihat daripada berjalan. Ini akan cukup mudah untuk
individu untuk mengeluarkan pendapat pribad untuk mereka sendiri, namun
bagaimana mereka dapat memediasi perbedaan referensi tersebut.
Ini
membawa kita pada permasalahan selanjutnya tentang bagaimana memproses setelah
utilitas setiap individu diperingkat. Pendekatan ini sangat konservatif dan
akan mengurangi redistribusi dari kekayaan. Pendekatan lain menyarankan bahwa
ketika beberapa orang mendapatkan lebih dan orang lain mendapatkan kurang, jika
dalam hal total utility, secara individu lebih baik. Reward dan distribusi yang
tidak sama dalam bentuk insentif dibenarkan karena memaksimalkan utilitas. Pada
kenyataannya argumen ini digunakan untuk mendukung pernyataan bahwa sejumlah
tingkat yang tidak terspesifikasi dari ketidaksetaraan dibutuhkan jika
efisiensi dan efektivitas ingin dimaksimalkan.
Needs
Sebuah
cara alternatif untuk membenarkan distribusi yang tidak setara mungkin dapat
melalui sebuah ide yang disebut need. Kita mungkin membayangkan masyarakat
dimana mendistribusikan pengembalian ekonomi dan perkembangan yang didasarkan
pada kebutuhan komunitas. Ini mungkin adalah kebutuhan dasar seperti kesehatan
dan pendidikan; ini menjadi masalh yang signifikan dalam menentukan legitimasi
kebutuhan. Jika sistem reward ini berdasarkan pada kebutuhan, lalu bagaimana
dampaknya pada usaha individu yang ingin berkontribusi pada ekonomi. Jika usaha
saya untuk mempertemukan pada kebutuhan orang lain dan bukan kebutuhan saya
sendiri bagaimana dengan insentif yang saya dapatkan?
Welfare
Perspektif
ini berkaitan erat dengan tipe ketiga utilitarianisme yang dikenal sebagai
utilitarianisme kesejahteraan. Model ini mengubah fokus dari kepuasan
preferensi pada kepuasaan kepentingan. Tindakan itu baik jika ini menyediakan
kepentingan orang lain. Ini mungkin menjadi pertentangan antara preferensi dan
kepentingan. Beberapa komentator menyarankan bahwa, masalah untuk
mengkombinasikan preferensi utilitas mungkin kurang dari masalah dari
perspektif utilitas kesejahteraan. Mereka mengasumsikan bahwa banyak orang
mungkin mempunyai ide yang mirip tentang kebutuhan kesejahteraan dasar, sebagai
contoh makanan, baju, dan tempat tinggal.
Rawls
Teori
keadilan Rawls dan secara khusus konsep ‘selubung ketidaktahuan” dan “original
position” menyediakan kepada kita dasar untuk distribusi reward dari sistem
ekonomi. Rawls menyarankan bahwa individu mungkin mengadopsi pendekatan
maksi-mini untuk distribusi sumber daya ekonomi ini, dapat dipilih untuk
memaksimalkan utilitas minimum dari masing-masing individu.
Accounting
Semoga
kamu telah mengelola untuk tetap bersama kita melalui berbagai diskusi mengenai
bagaimana kita menilai jenis sistem yang disediakan akuntansi dan fungsinya
dalam melayani masyarakat. Tujuan kita secara cepat merangkum berbagai posisi
yang sudah ditunjukkan kepadamu bahwa akuntansi berdasarkan pada bentuk yang sempit
dari preferensi teori utilitarian yang dikenal sebagai utiliatianisme keuangan.
Jika investor menyediakan modal pada perusahaan, lalu mereka berharap bahwa
uang mereka digunakan secara efisien. Keputusan investasi perusahaan akan
membuat secara teoritis didasarkan pada utilitarisme keuangan. Teknik penilaian
investasi mahasiswa akuntansi diajaarkan berdasarkan pada bentuk yang sempit
dari etika konsekuensialis. Coba bayangkan bagaimana akuntansi yang berbeda
dapat terjadi jika didasarkan pada gagasan Rawls tentang keadilan atau model
kemakmuran dari utilitarianisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar